Lampung memiliki banyak komoditas unggulan yang potensial dikembangkan untuk kebutuhan pasar nasional dan internasional. Bukan hanya sebagai bahan baku, melainkan produk hilir yang bernilai tinggi. Diperlukan sinergi dalam rangka industrialisasi komoditas unggulan daerah yang berdaya saing tinggi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Lampung sedang mengembakan Sistem Inovasi Daerah (SIDa), untuk membangun sinergi pengusaha, akademisi, dan pemerintah dalam rangka mengelola komoditas daerah agar siap bersaing di pasar global. “Kita akan bangun dan kembangkan ekosistem inovasi daerah, yang didalamnya terdapat unsur pengusaha, perguruan tinggi, dan pemerintah sendiri,” kata Kepala Bidang Pengembangan Inovasi Syafrizal, dalam rapat di Balitbangda, jumat (23/3).
Dalam program SIDa tersebut, kata Syafrizal, Balitbangda mengembangkan konsep komoditas lokal untuk pasar global (local commodities for global community/LCGC), yang menargetkan visi 2030 adalah industrialisasi komoditi lokal Lampung. ”Konsep LCGC ini dikembangkan untuk komoditas lokal dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan membuka lapangan kerja baru,” ujarnya.
Konsep LCGC dikembangkan untuk mengolah dan mempromosikan produk lokal ke pasar regional, nasional, dan internasional. Melalui program ini, warga atau calon pengusaha akan diberi kesempatan dan bimbingan, serta dukungan jaringan bisnis, untuk mengembangkan sumber daya yang ada.
“LCGC didesain secara demokratis—dari oleh dan untuk warga—dengan mengedepankan konsep rantai nilai dalam menciptakan nilai tambah dan keunggulan kompetitif. Rantai nilai fokus pada kelayakan produk, inovasi atau diferensiasi produk, penelitian dan pengembangan, serta perluasan pemasaran,” papar Syafrizal. “Program ini diinisiasi dan merupakan komitmen semua unsur dalam ekosistem inovasi daerah Provinsi Lampung.”
Tujuan program ini adalah meningkatkan kesempatan warga memperoleh penghasilan lebih dan membuka peluang usaha baru. Ini tentunya akan memperkuat masyarakat lokal dengan kegiatan sosial-ekonomi produktif, sekaligus memperkuat identitas lokal yang bernilai ekonomi dan mampu bersaing secara nasional maupun internasional, dengan standarisasi produk yang diakui.
LCGC diarahkan untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya lokal, baik kekayaan komoditas yang ada, juga ketersediaan tenaga kerja trampil. “Diharapkan program ini juga mampu mendorong industri kreatif berbasis komoditi lokal, serta merangsang kreativitas dan inovasi generasi muda,” kata Kabid Inovasi itu.
Balitbangda juga menggandeng ahli IT (teknologi informasi) untuk mendukung program ini. Mengingat dinamika ekonomi nasional dan global tidak bisa dipisahkan dengan kemajuan teknologi internet serta perangkat pendukungnya. “Dunia industri—siap atau tidak siap—tidak bisa menghindar dari pengaruh penggunaan internet dalam perekonomian saat ini,” kata Syafrizal.
Pengembangan SIDa Provinsi Lampung diarahkan untuk membangkitkan produk lokal skala industri yang mampu bersaing dalam pasar domestik dan internasional. Pilar yang harus dibangun adala melahirkan wirausaha baru serta menumbuhkan kreativitas dan inovasi berbasis sumber daya masyarakat lokal. Selain itu, menciptakan model bisnis UMKM berstandar industri dengan konsep rantai nilai (economic value chain). Juga, menghasilkan produk lokal yang mampu bersaing, sehingga semakin memperkuat identitas dan ekonomi daerah.
Dibutuhkan fondasi yang kuat untuk mengembangkan SIDa ini, yaitu terbangunnya sinergi yang baik antara pemerintah, pengusaha, dan akademisi, dengan perannya masing-masing. Di samping itu, sektor usaha untuk mengembangkan komoditas lokal harus terjaga keberlanjutannya, dan peningkatan nilai tambah produk lokal dalam skala industri yang mampu bersaing pada tingkat nasional dan global